MODEL PERENCANAAN PUBLIC RELATION


Menurut Jefkins (2004:57) ada enam model perencanaan PR yang sudah diterima secara luas oleh para praktisi PR profosional yaitu :

1.  PengenalanSituasi
Model perencanaan kegiatan PR dengan pengenalan situasi adalah dengan melakukan perencanaan logis yang merupakan prosedur penyusunan rencana yang didasarkan pada pencapaian  tujuan.
Situasi PR biasanya menyangkut  halhal yang dihadapi  oleh para praktisi PR.Pada situasi  ini tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah empat sikap negative menjadi empat sikap positif.Melalui pengubahan tersebut diharapkan pada akhirnya akan dicapai suatu pengetahuan yang dapat menumbuhkan pemahaman.
Pengenalan situasi dilihat dari sikap negative antara lain :
1)      Permusuhan (hostility)
2)      Prasangka (prejudice)
3)      Apati (apathy)
4)      Sikap acuh tak acuh (ignorance)

2.  Penetapan  Tujuan
Setiap tujuan organisasi dalam pengertian yang luas akan jauh lebih mudah dijangkau apabila usaha mencapainya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan humas, baik itu yang dilakukan oleh unti/departemen humas internal maupun lembaga konsultasi humas eksternal. Seperti masalah keterbatasan sumberdaya, khususnya tidak semua tujuan tersebut bisa dicapai.
Terpilihnya tujuan tidak hanya semata–mata ditentukan oleh keterbatasan sumberdaya, tetapi bisa berasal dari sejauhmana pimpinan peruahaan atau organisasi yang bersangkutan menyadari arti pentingnya humas dan seberapa baik ia menjalin hubungan dengan kalangan media massa.

3.  Defenisi Khalayak
Betapa pentingnya suatu organisasi harus mengenali dan membatasi khalayaknya.Karena, ia harus menentukan bagian yang paling sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Kalau khalayak yang potensial ternyata terlalu luas atau bervariasi maka khalayak hanya terfokus sebagian diantaranya.Walaupun untuk beberapa khalayak kita bisa menjangkaunya sekaligus melalui media-media tertentu seperti suratkabar dan televisi.

4.  Pemilihan Media Dan Teknik-Teknik Humas
Media danTeknikHumas
Media dan teknik humas sangat bervariasi.Bila kita membandingkan media humas dan media iklan, akan muncul beberapa hal menarik yaitu :
 Humas
Para praktisi humas cenderung pada media-media yang bercakupan lebih luas.
Para praktisi humas berhubungan dengan para editor, jurnalis, serta para produser TV dan Radio.
Kolom dan waktu siar untuk artikel humas terkadang tidak harus dibayar.
Kampanye humas bersedia menggunakan media apa saja, asalkan bisa menjangkau sebanyak mungkin khalayak.
Program-program humas secara umum tidak terlalu pilih-pilih media seperti iklan.
Periklanan
Condong pada media-media yang punya ciri khas, menarik atau glamor sesuai dengan karakteristik khalayak yang hendak dituju.
Para praktisi periklanan lebih banyak berhubungan dengan manajer iklan dari berbagai perusahaan dan petugas iklan di media massa.
Kampanye periklanan biasanya dilakukan terbatas pada media-media yang bias diharapkan akan membuahkan hasil maksimal dengan biaya serendah-rendahnya.
Dunia periklanan selalu memilih tempat-tempat tertentu yang paling menjanjikan keberhasilan.

5.  Pengaturan Anggaran
Para perencana media humas juga harus memperhitungkan media mana yang harus digunakan untuk menjangkau khalayak yang dipilih, tentunya sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada.

Pentingnya Anggaran
Adapun arti penting dari penyusunan anggaran bersumber dari adanya beberapa alasan yaitu :
1.    Untuk mengetahui seberapa banyak dana yang diperlukan dalam rangka membiayai suatu program ataukampanyehumas.
2. Anggaran memaksakan disiplin pengeluaran dana sehingga mencegah terjadinya pemborosan atau pengeluaran yang berlebihan dan tidak perlu, sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengan soal pengeluaran atau pembiayaan akan berjalan tepat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
3.      Unsur-unsur Anggaran Humas

Pada umumnya suatu anggaran humas memiliki unsur-unsur atau pos pengeluaran pokok sebagai berikut : (Anggoro, 2008;88)
1)      Tenaga Kerja
2)      BiayaTetap
3)      Materi atau Peralatan
4)      Kas kecil

6.  Pengukuran Hasil Kegiatan Humas
Ada 3 hal terpenting berkenaan dengan pengukuran hasil ini.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengenali situasi sering kali juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan-kegiatan humas yang telah dilaksanakan.
Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap merupakan dua metode yang paling lazim digunakan. Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahap perencanaan. Namun bila perlu, penyesuaian bisa pula diilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan dari program humas yang bersangkutan.
Setiap program humas harus memiliki tujuan yang pasti.

F. Proses Kerja PR

Proses kerja PR merupakan satu kesatuan perencanaan yang secara sirkuler terus menerus berlangsung. Langkah–langkah kegiatan PR yaitu (Jefkins,2004:72) :
Menganalisis perilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan.
Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelempok terhadap organisasi.
Menganalisis tingkat opini public, baik yang intern maupun yang ekstern.
Mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, masalah yang potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
Menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan-kebijakan.
Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah perilaku kelompok masyarakat sasaran.
Menjalankan dan melaksanakan aktifitas-aktifitas sesuai dengan program yang telah direncanakan.
Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

Scott M. Cutlip& Allen H. Center  (2005:295), menyatakan bahwa proses perencanaan program kerja melalui proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah :
a. Penelitian dan Mendengarkan
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk  menentukan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu apa yang menjadi problem kita ?
b. Perencanaan dan Mengambil Keputusan
Sikap, opini, ide-ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerjaorganisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan : apa yang dapat kita kerjakan ?
c. Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan
Informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan, dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya : apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu ?
d. Mengevaluasi
Pihak humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas yang telah dilaksanakan.Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah diperlukan : bagaimana yang telah kita lakukan?



Tahap yang paling sering diabaikan adalah penelitian, perencanaan dan evaluasi. Sebaliknya di antara mereka yang terlalu banyak memfokuskan pekerjaannya pada publisitas, yang sebenarnya akan secara otomatis muncul apabila program PR dirangcang berdasarkan penelitian, perencanaandan evaluasi yang serius.


JIKA KALIAN TELAH MEMBACA MATERI DI ATAS, SILAHKAN KALIAN UNTUK MENGISI ABSENSI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI BAWAH INI 


Posting Komentar

0 Komentar