Tata Ruang Perkantoran
II.1.A Pengertian Tata Ruang Perkantoran
Istilah tata ruang kantor berasal
dari bahasa inggris, yaitu Office
Layout atau sering disebut juga Layout. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin,
dan sebagainya didalam ruangan yang tersedia. Menurut George Terry yang
dimaksud pula oleh The Liang Gie menyatakan “Tata ruang kantor adalah penentuan
mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci dari
ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik
yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak”
(1988:200). Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan “Tata ruang kantor
dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas
lantai yang tersedia” (1956:117).
Tata
ruang merupakan pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat
perlengkapan kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja
dengan baik, nyaman dan leluasa serta bebas untuk bergerak sehingga tercapai
efisiensi kerja (Sedarmayanti 2001:125). Oleh karena itu, pengaturan suatu
kantor merupakan metode untuk memahami dan menyusun alat-alat pembantu dan
perlengkapan didalam ruangan yang bertujuan untuk sarana para karyawan yang ada
dikantor tersebut. Penataan letak kantor dan peralatan kantor yang sesuai dengan
muatan ruangan, kegiatan pegawai, dapat meningkatkan efesiensi kerja dan hasil
kerja yang maksimal. Dimana, penataan ruang yang baik dan jelas menambah
kenyamanan bekerja dan kecintaan akan pekerjaan tersebut. Oleh sebab itu maka
diperlukan adanya suatu pemikiran untuk dapat menciptakan kantor dengan suasana
yang nyaman, teratur, aman dengan fasilitas yang memang diperlukan oleh
kegiatan kantor tersebut.
II.1.B Manfaat Tata Ruang Kantor
Tata ruang kantor yang baik akan bermanfaat bagi
organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada pokoknya akan diperoleh
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
- Mencegah
penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena berjalan bolak-balik
yang seharusnya tidak perlu.
- Menjamin
kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
- Memungkinkan
pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu lantai tertentu dapat
dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.
- Mencegah
para pegawai dibagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu
bagian tertentu.
Dalam
menyusun tataruang perkantoran, ada beberapa tujuan yang dicapai. Tujuan itu
merupakan syarat yang seharusnya dipenuhi dalam setiap tata ruang kantor yang
baik. Tujuan yang seharusnya dijadikan pedoman adalah:
- Pekerjaan
dikantor itu dalam proses pelaksaannya dapat menempuh jarak atau waktu
sependek mungkin.
- Rangkaian
aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar.
- Segenap
ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.
- Kesehatan
dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.
- Pengawasan
terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
- Pihak
luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan dapat kesan yang baik
tentang organisasi.
- Susunan
tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah
sewaktu-waktu diperlukan.
Dua ahli dari Inggris Geoffrey Mills
dan Oliver Standingford menegaskan bahwa tujuan penyusunan tataruang yang baik
bagi kantor ialah :
- Legal
requirements to be fulfills (persyaratan peraturan perundang-undangan
dipenuhi).
- Space
to be used to the greatest advantage (ruang dipergunakan sampai manfaat
ayng terbesar).
- Services
to be available where needed: power,telephone,etc ( pelayanan-pelayanan
tersedia sepanjang diperlukan: tenaga,listrik,telepon,dan lain-lain).
- Good
working conditions to be provided for everyone (persyaran kerja yang baik
disediakan bagi setiap orang ).
- Supervision
to be able to see the staff at work ( pengawasan dapat melihat para
petugas sedang bekerja).
- Sense
of belonging and loyalty to the working group fostered ( rasa kesatuan dan
kesetiaan terhadap kelompok kerja dipelihara).
- Movement
of clerks between desks and filling are made easy ( komunikasi dan arus
kerja diperlancar).
- Noisy
and distracting operation segregated ( lalu lalang para juru tatausaha di
antara meja-meja dan lemari-lemari arsip dipermudah ).
- Mutual
interference between clerks avoided ( pelaksanaan kerja yang gaduh dan
mengganggu perhatian dipisahkan )
- Privacy
and security provided where necessary ( kebebasan diri dan keamanan
diusahakan sepanjang perlu).
II.1.C Asas-asas Pokok dan Prinsip Tata Ruang Perkantoran
1)
Asas-Asas
Pokok Tata Ruang Kantor
Menurut Richard Muther, ada empat
asas tata ruang pada suatu kantor, keempat asas itu semestinya harus saling
melengkapi agar tercipta suasana ruang kantor yang rapi dan teratur. Keempat
Asas tersebut adalah:
- Asas jarak terpendek.
Dengan tidak mengabaikan hal-hal
yang khusus,suatu tata ruang yang terbaik ialah yang memungkinkan proses
penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak yang sependek–pendeknya. Dalam hal
ini garis lurus antara 2 titik adalah jarak yang terpendek.
- Asas
mengenai rangkaian kerja.
Suatu tata ruang yang terbaik
adalah yang menempatkan para pegawai dan alat–alat kantor menurut rangkaian
yang sejalan dengan urutan–urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas
ini merupakan kelengkapan dari asas mengenai jarak terpendek. Jarak terpendek
tercapai kalau para pekerja atau alat-alat yang ditaruh berderet-deret menurut
urutan proses penyelesaian pekerjaan. Menurut asas ini suatu pekerjaan harus
senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan sampai selesainya., tidak
ada gerak mundur atau menyilang. Bentuknya dapat berupa garis bersiku-siku atau
lingkaran ataupun berwujud huruf L atau U.
- Asas
mengenai penggunaan segenap ruang.
Suatu tata ruang yang terbaik ialah
yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya yang
berupa luas lantai saja (ruang datar), melainkan juga ruang yang vertikal ke
atas maupun ke bawah.
- Asas
mengenai perubahan susunan tempat kerja.
Suatu tata ruang yang terbaik ialah
yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak
memakan biaya yang besar.
2)
Prinsip-Prinsip
Tata Ruang Kantor
a.
Pekerjaan harus mengalir terus
menerus sedapat mungkin dalam garis lurus.
b.
Bagian-bagian dan seksi-seksi
yang berfungsi sama dan yang berhubungan harus ditempatkan secara berdekatan
untuk mengurangi waktu bepergian.
c.
Aliran pekerjaan harus sederhana,
sehingga dapat mengurangi hilir mudik pegawai dan penyampaian surat-surat dalam
jarak yang pendek.
d.
Meletakkan perlengkapan kantor
harus dekat dengan pegawai yang menggunakannya.
e.
Pergunakan meja dan kursi dengan
ukuran yang sama dalam sebuah ruangan.
f.
Menyusun meja harus sedemikian rupa
sehingga tidak ada pegawai yang terpaksa menghadap pada sumber cahaya.
g.
Kesatuan yang banyak berhubungan
dengan masyarakat harus ditempatkan dibagian depan.
h.
Satuan yang pekerjaan bersifat
gaduh, sebaiknya ditempatkan dekat jendela dan hendaknya dijauhkan dari satuan
lainnya.
i.
Hendaknya tempat arsip-arsip kantor
berada pada dinding atau susun tangga yang mudah terjangkau oleh petugas.
II.1.D Macam-macam Tata Ruang Kantor
Tata
ruang kantor dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu:
a.
Tata ruang kantor terpisah.
Susunan ruangan untuk bekerja
terbagi-bagi dalam beberapa satuan yang dibagi-bagi karena keadaan gedung yang
terdiri atas kamar-kamar maupun karena disegaja dibuat pemisah buatan. Konsep
kantor konvensional/terpisah banyak menggunakan dinding permanen yang
secara tidak langsung merefleksikan struktur organisasi yang digunakan, yaitu
birokrasi.
b.
Tata ruang kantor yang terbuka
Menurut susunan Ruangan kerja yang
dipisah-pisahkan tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar
terbuka. konsep kantor terbuka menurut Quible (2001) lebih mendasarkan pada
konsistensi konsistensi hubungan antara tugas dan tanggung jawab pegawai dengan
ruang kantor itu sendiri. Desain layout ini juga membantu memenuhi kebutuhan
masing-masing pegawai berkaitan dengan tugas yang harus dilakukan, alat,
peralatan yang diperlukan dengan lingkungan fisik kantor yang mendukung
tugasnya. Brydone (2002) menjelaskan konsep ini dapat meningkatkan kerja sama
antar pegawai dengan terciptanya lingkungan kantor yang mendukung komunikasi
terbuka, sehingga produktivitas pekerjaan administrasi meningkat. Wah (1998)
juga menyebutkan bahwa desain ini dapat mendorong proses kreatif yang
diharapkan dari pegawai yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat kreatif.
Dengan berbagai kelebihannya konsep
ini telah digunakan oleh lebih dari dua pertiga kantor di dunia. Dan yang
menggabungkan konsep konvensional dengan konsep terbuka (Myerson, 2005).
Kepopulerannya sebagian besar didasarkan pada efisiensinya dalam melakukan
perubahan layout, walaupun masalah privasi dan gangguan suara yang didapat
pegawai ketika membutuhkan ketenangan dalam bekerja juga perlu mendapat
perhatian.
Menurut Quible (2001), ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan konsep terbuka antara lain:
a)
Penggunaan dinding permanen yang minim.
b)
Penempatan masing-masing unit kerja yang akan meminimalisir terjadinya
work backlogs ataupun crisscrossing pekerjaan.
c)
Memberikan perhatian khusus terhadap akustik dan gangguan
suara guna menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Kualitas akustik dapat
dianggap baik apabila dalam jarak 15 kaki dari sumber suara tidak mengganggu
pegawai lainnya.
d)
AC dan kotrol kelembaban yang terpusat akan mudah
dikendalikan.
e)
Pola warna dan pengaturan furniture yang tepat akan
menjadikan lingkungan kerja kondusif bagi pegawai. Penggunaan panel maupun meja
kursi yang portable akan menyediakan privasi dan menambah estetika area
tersebut.
Keefektivitasan Tata Ruang Kantor
Terbuka
a.
Memungkinkan pengawasan yang lebih efektif terhadap segenap
pegawai.
b.
lebih memudahkan hubungan antar para pegawai.
c.
Lebih memudahkan tersebarnya cahaya dan perubahan udara.
d.
Jika terjadi penambahan pegawai/perabot kantor, tata ruang
yang terbuka lebih mudah menampungnya.
Menurut Quible (2001), beberapa
kelebihan konsep ini antara lain :
- biaya
perubahan layout sangat murah dibandingkan konsep konvensional.
- biaya
instalasi pertama lebih murah dibandingkan konsep konvensional.
- pengurangan
jumlah dinding permanent dan kantor private meningkatkan penggunaan ruang
yang tersedia.
- meningkatkan
produktivitas melalui efisiensi arus kerja, meningkatkan komunikasi,
meningkatkan moral, keterlibatan emosional pegawai, serta meningkatkan
kenyamanan mereka.
- menghemat
energi.
Kelemahannya konsep ini antara lain
:
- Kurang
tersedianya privasi dalam ruang kantor.
- Ketidaksesuaian
dengan struktur organisasi yang birokratis atau kultur budaya yang
cenderung otokratis.
- Kurang
efektif bagi pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti
departemen administrasi keuangan.
II.2 Perancangan Tata Ruang Perkantoran
Pengertian
tataruang sendiri adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan
tentang penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu
susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi
pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya layak.
Sebagai
langkah pertama dalam merencanakan tataruang kantor, hendaknya diketahui
hubungan satuan yang melaksanakan tatausaha itu dengan satuan-satuan yang
lainnya. Demikian pula hendaknya diperhatikan sifat pekerjaan itu. Ini perlu
untuk menentukan letak ada beberapa pedoman sebagai berikut:
a. Satuan-satuan
yang tugas pekerjaannya memang khusus melayani publik hendaknya ditaruh
ditempat yang mudah di datangi orang-orang luar itu tanpa mengganggu
satuan-satuan yang lainnya, misalnya:pada dinas pemerintahan misalnya suatu
bagian yang mengurus tentang perizinan.tempat yang mudah di datangi biasanya
dibagian terdepan gedung agar mengurangi gangguan publik tehadap
pegawai-pegawai lain yang sering-sering harus memberi petunjuk.
b. Satuan-satuan
yang pekerjaannya berhubungan erat satu sama lain hendaknya dikelompokkan pada satu
tempat. Terutama pada gedung yang bertingkat-tingkat penempatan pada lantai
yang sama harus dilakukan.
c. Satuan
pusat yang mengerjakan semua kerja ketatausahaan dari organisasi tersebut
hendaknya diberi tempat ditengah-tengah, sehingga satuan-satuan yang lainnya
dapat mudah menghubunginya.misalnya:bagian yang bertugas menerima dan mengirim
segenap surat dari suatu perusahaan.
d. Satuan
yang tugas pekerjaannya berifat sangat gaduh, misalnya sebuah percetakan
hendaknya djauhkan dari satuan-satuan lainnya, lebih-lebih satuan yang banyak
menjalankan pekerjaan otak, misalnya bagian perencanaan.
Pedoman
tersebut diatas dalam penerapannya kadang-kadang nampaknya saling bertentangan.
Misalnya saja suatu seksi produksi yang merupakan satuan pusat harus di
tempatkan ditengah-tengah, padahal seksi itu bekerja dengan mesin-mesin yang
membuat gaduh. Kantor yang mengurus tugas reproduksi itu dapat tetap
ditengah-tengah gedung, hanya mesin-mesinnya yang benar-benar melakukan
pekerjaan warkat-warkat ditaruh di tempat lain yang tidak mengganggu
bagian-bagian lainnya.
Teknik-teknik untuk
mencapai tata ruang yang baik:
1.
Meja-meja disusun menurut
garis lurus dan menghadap ke jurusan yang sama.
2.
Pada tata ruang yang
terbuka susunan meja-meja itu dapat terdiri atas beberapa baris.
3.
Diantara baris-baris meja
disediakan lorong-lorong untuk keperluan lalu lintas pegawai yang biasanya
berjarak 120 cm
4.
jarak antara satu meja
dengan meja yang dimuka / dibelakng selebar 80 cm
5.
pengawas kantor
ditempatkan dibelakang para pegawainya.
Teknik-teknik
untuk tata ruang yang baik tersebut tentu saja tidak berlaku mutlak bagi semua
kantor, karena bagaimanapun setiap kantor mempunyai tataruangnya masing-masing
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ruangan.
Merancang
Tata Ruang Kantor Berbagai Macam Bentuk
Dalam merancang tata ruang suatu
kantor, banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya:
a.
Jenis atau bidang pekerjaan yang
tercakup dalam ruang tersebut.
b.
Penempatan bidang pekerjaan sesuai
dengan urut-urutan kegiatanya.
c.
Banyaknya personal/pegawai yang terlibat
dalam jenisnya atau bidang pekerjaan tersebut.
d.
Tata letak atau penempatan
personal/pegawai yang menangani jenis/bidang pekerjaan tersebut.
e.
Penerangan atau pencahayaan yang
baik.
f.
Adanya ventilasi (pertukaran udara)
yang memadai.
g.
Lain-lain hal yang penting dianggap
penting, misalnya masalah keindahan dan kenyamanan ruangan.
Dalam
merancang tata ruang kantor diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Hendaknya dibuat gambar
denah kantor yang bersangkutan dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan.
2.
Mempelajari segenap
pekerjaan yang termasuk dalam lingkungan kantor, hendaknya semua aktivitas
perkantoran dicatat.
3.
Menyusun letak meja-meja
kerja untu para pegawai
4.
Tata ruang dirancang
dengan menjejerkan guntingan-guntingan gambar meja dan kursi diatas gambar
denah. Apabila sudah diperoleh tata ruang yang terbaik. Lekatkanlah
guntingan-guntingan gambar tersebut pada gambar denah tadi.
Untuk
mencegah kekeliruan dan pengamburan tenaga, sebaiknya perabotan itu diberi
nomor urut baik pada gambar maupun pada benda yang sebenarnya. Dengan demikian
sewaktu memindah perobat kedalam ruangan, pelakasanaannya berjalan tertib dan
beres
Sebaiknya
secara berkala dilakukan peninjauan terhadap suatu tataruang kantor misalnya
setiap satu tahun sekali. Hal ini berlaku apabila tidak ada sesuatu perubahan
kantor atau organisasi yang bersangkutan. Apabila pada suatu ketika terjadi
perubahan yang mempunyai pengaruh terhadap tataruang kantor tersebut,
peninjauan kembali merupakan suatu keharusan.
Hal-hal yang umumnya
mengharuskan perubahan suatu tata ruang kantor ialah:
- Penambahan
atau pengurangan pegawai pada antor yang bersangkutan.
- Penambhan
atau pergantian perabot kantor atau alat-alat kerja lainnya.
- Perubahan
mengenai proses peyelesaian sesuatu pekerjaan.
II.3
Penyusunan Perabot
II.3.A
Langkah-langkah dalam Menyusun Tata Ruang Kantor
Penyusunan
tata ruang dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :
1.
Buat denah kantor dalam ukuran
skala, pintu masuk, jendela dan pilar gedung.
2.
Pelajari pekerjaan (jenis, proses,
urutan pekerjaan) yang tercakup dalam lingkungan kantor itu.
3.
Tentukan letak meja kerja, lemari,
mesin kantor dan fasilitas lainnya dengan berpedoman pada teknik penataan meja
kerja.
4.
Pindah atau hapus dan gambarkan
kembali meja kerja, lemari, mesin kantor dan fasilitas lainnya masing-masingnya
dan letakkan pada tempat yang dapat memenuhi prinsip dan asas tata ruang yang
baik.
II.3.B Teknik Penataan Meja Kerja
Ruang Kantor
Setelah
ditentukan letak sesuatu kantor dan macamnya,
tinggalah menyusun perabot kantor (meja,lemari,dan lain-lainnya) pada
letak yang tepat menurut susunan yang efisien.teknik untuk mencapai suatu tata
ruang kantor yang terbaik itu ialah seperti berikut:
a. Meja-meja
disusun menurut garis lurus dan menghadap kejurusan yang sama. Ini akan
mengurangi kemungkinan para pegawai sering-sering mengobrol atau memperhatikan
apa yang dikerjakan oleh rekannya
b. Pada
tataruang yang terbuka, susunan meja-meja it dapat terdiri atas beberapa baris
c. Diantara
baris-baris meja itu disediakan lorong untuk keperluan lalu lintas para pegawai
d. Jarak
antara sesuatu meja dengan meja yang di muka atau di belakangnya selebar 80 cm.
e. Pejabat
pimpinan bagian yang bersangkutan ditempatkan dibelakang para pegawainya.
Karena di situ akan lebih mudah dalam mengawasi pegawainya.
f. Paa
tataruang terbuka dimana bekerja banyak orang, apabila pegawai-pegawai
dikelompokkan dibawah pengawasan seorang pejabat maka mereka akan ditempatkan
disekat masing-masing pejabat yang bertanggung jawab atas kelompok itu
g. Pegawai-pegawai
yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lembut, misalnya mencatat angka-angka
kecil secara cermat atau melukis gambar-gambar yang halus, diberika tempat yang
banyak memperoleh penerangan cahaya. Ini demi kesehatan matanya dan
kesempurnaan hasil kerjanya
h. Pegawai-pegawai
yang bertugas mengenai urusan-urusan yang mengandung resiko besar ditempatkan
dipojok yang tidak sering dilalui orang-orang, kalau perlu dapat dibuatkan
pedengan dari kaca. Misalnya pegawai yang bertugas tersebut adalah kasir,
dengan demikian terjaminlah keamanan uang yang ada di bawah tanggung jawabnya
i. Lemari
dan alat-alat perlengkapan lainnya ditaruh didekat pegawai-pegawai yang paling
sering mempergunakan benda-benda itu
j. Alat-alat
kantor yang menimbulkan suara rebut, misalnya mesin stensil sebaiknya ditaruh
didekat jendela, sehingga gema suara mesinnya dapat langsung terbuang keluar
ruangan
k. Pagawai-pegawai
yang sering berhubugan dengan public atau dengan pegawai-pegawai lainnya
ditempatkan di dekat pintu. Dengan begitu oaring-orang yang harus
menghubunginya tidak harus mondar-mandir melewati meja-meja dan tidak
mengganggu pegawai-pegawai lainnya
l. Meja
yang mamuat ala-alat yang banyak menghasilkan getaran, misalnya mesin hitung,
tidak boleh menmel pada tembok atau tiang. Ini untuk mencegah getaran dan
mengganggu seluruh ruangan
m. Lemari
berat atau peti besi dapat diletakkan menempel tembok atau tiang, sehingga
mendapat penyangga untuk menambah kekuatannya
n. Bagi
pejabat yang sering menerima tamu penting membicarakan urusan-urusan yang
bersifat rahasia, dapatlah dibuatan kamar tamu sendiri
o. Apabila
seorang kepala atau tenaga ahli Karena sifat pekerjaannya bener-benar
membutuhkan ruangan tersendiri, dapatlah dibuatkan ruangan pribadi
II.4
Persyaratan Lingkungan Fisik Kantor
II.4.A Pengertian Lingkungan Kerja
Fisik
Lingkungan kerja merupakan salah
satu penyebab dari keberhasilan dalam
melaksanakan
suatu pekerjaan, tetapi juga dapat menyebabkan suatu kegagalan dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi pekerja, terutama
lingkungan kerja yang bersifat psikologis. Sedangkan pengaruhnya itu sendiri dapat bersifat positif dan dapat
bersifat negatif.
Lingkungan
kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan
sosial-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu. (Komarudin, 2002
: 142). Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan,
musik dan lain-lain (Alex. S. Nitisemito, 2002 : 183).
Berdasarkan
definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan dalam
melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi
sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan
faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas
organisasi.
II.4.B Unsur-unsur
Lingkungan Kerja
Fisik Lingkungan kerja fisik merupakan salah satu penyebab dari
keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tetapi juga dapat menyebabkan
suatu kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, karena lingkungan kerja
dapat mempengaruhi pekerja, terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis,
sedangkan pengaruh itu sendiri dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat
negatif.
Menurut Anoraga dan Widiyanti (2001) kondisi lingkungan kerja fisik
meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
1)
Pertukaran udara, yaitu agar
setiap ruang diberi ventilasi yang cukup supaya karyawan merasa nyaman saat
bekerja.
2)
Penerangan yang cukup, untuk
pekerjaan yang memerlukan ketelitian maka diperlukan penerangan yang cukup dan
tidak menyilaukan.
3)
Kebisingan, lingkungan kerja
yang ramai dapat mengganggu konsentrasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Tiffin dan Mc Cormick (Trianasari, 2005) mengemukakan beberapa aspek
lingkungan kerja fisik yaitu :
1)
Peralatan kerja, perlengkapan
yang tersedia merupakan komponen yang menunjang aktivitas kerja.
2)
Sirkulasi udara, sirkulasi
udara yang cukup didalam ruangan sangat diperlukan terutama jika didalam
ruangan yang penuh dengan pegawai.
3)
Penerangan atau pencahayaan,
fasilitas penerangan dalam ruangan yang cukup memadai akan mendukung kelancaran
dalam bekerja.
4)
Kebisingan atau suara gaduh,
bising yang ada dalam lingkungan kerja akan mengganggu konsentrasi.
5)
Tata ruang kerja, penataan,
pewarnaan dan kebersihan setiap ruangan akan berpengaruh terhadap karyawan pada
saat melakukan pekerjaan.
II.4.C Faktor-faktor lingkungan kerja fisik
Lingkungan
kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya didalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Faktor-faktor lingkungan kerja fisik
adalah sebagai berikut :
1) Pewarnaan
Masalah
warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam melaksanakan pekerjaan, akan tetapi
banyak perusahaan yang kurang memperhatikan masalah warna. Dengan demikian
pengaturan hendaknya memberi manfaat, dalam arti dapat meningkatkan semangat
kerja karyawan. Pewarnaan pada dinding ruang kerja hendaknya mempergunakan
warna yang lembut.
Warna yang
baik dipakai pada ruangan yang sempit adalah warna putih, karena dengan putih
ruangan tersebut akan nampak lebih luas, bersih yang dapat membantu pekerjaan
yang memerlukan ketelitian. Di sini bukan warna saja yang perlu diperhatikan,
karena kombinasi warna yang salah dapat menimbulkan rasa yang kurang
menyenangkan bagi orang yang memandangnya. Rasa yang tidak menyenangkan akan
menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan, masalah warna bukan hanya pada
dinding saja, namun juga warna mesin, peralatan dan bahkan warna seragam yang
dikenakan oleh karyawan.
Sistem
penerangan yang mempergunakan dinding atau sebagai pembaur sinar, kembali dapat
mempengaruhi warna yang dipergunakan dalam ruangan kerja karyawan, sehingga
dapat menimbulkan penerangan yang baik di dalam ruangan kerja tersebut.
2) Penerangan
Penerangan
dalam ruang kerja karyawan memegang peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan semangat karyawan sehingga mereka akan dapat menunjukkan hasil
kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat kerja yang cukup sangat
membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
Atas dasar
hal tersebut di atas maka, pemeliharaan sistem penerangan ini sangat diperlukan
di dalam suatu perusahaan, walaupun demikian sistem penerangan ini hanya menunjang
saja bukan satu-satunya faktor yang menentukan berhasilnya proses produksi.
Disamping faktor penerangan, faktor-faktor lain juga harus diperhatikan.
3) Udara
Di dalam
ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup, dimana dengan adanya
pertukaran udara yang cukup, akan menyebabkan kesegaran fisik dari karyawan
tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menyebabkan menurunnya semangat
kerja karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
Adapun suhu
udara atau temperatur ruang kerja karyawan yang didapat dipertahankan baik pada
musim panas maupun di musim dingin adalah bahwa suhu udara harus dipertahankan
di bawah 21°C untuk menekan kelembaban.
4) Suara bising
Bunyi bising
sangat diperhatikan, karena dapat membantu kesenangan kerja, merusak pendengaran
dan dapat menimbulkan komunikasi yang salah. Oleh karena itu setiap perusahaan
selalu berusaha untuk menghilangkan suara bising tersebut atau paling tidak
menekannya untuk memperkecil suara bising tersebut. Dengan terganggunya
seseorang atau karyawan didalam melaksanakan pekerjaan mengakibatkan pekerjaan
tersebut salah sehingga jumlah dan mutu barang yang dihasilkan menurun.
Kemampuan
perusahaan di dalam menyediakan dana untuk keperluan pengendalian suara bising
tersebut, juga merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan cara
pengendalian suara bising dalam suatu perusahaan.
Suara bising dapat dihindari dengan
suatu tindakan seperti:
a) Mengurangi
intensitas dari bunyi itu pada sumbernya dengan mengadakan perubahan atau
modifikasi mesin secara mekanis.
b) Mencegah
terpencar atau meluasnya suara bising tersebut dengan mengisolasikan atau
menutup rapat-rapat suara bising tersebut.
c) Menghindari
adanya alunan suara yang memantulkan dengan jalan menyerap suara itu dengan
bahan-bahan penyerap suara itu seperti rock wall atau fiber glass.
Lebih baik
menggunakan musik, musik merupakan salah satu untuk meningkatkan kepuasan kerja
dan kinerja karyawan dengan menghilangkan rasa bosan dan monoton dalam
melakukan pekerjaan kantor. Sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan
dalam jangka waktu 10-15 menit setiap jam.
5) Ruang gerak
Dalam suatu
perusahaan hendaknya karyawan yang bekerja mendapat tempat yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan atau tugas. Seseorang tidak mungkin dapat bekerja dengan
tenang jika tempat yang tersedia tidak dapat memberikan kenyamanan.
Padatnya
tempat sama ruang gerak yang sempit dapat mengurangi semangat kerja karyawan
dalam melakukan aktivitasnya. Dengan demikian ruang gerak di dalam melaksanakan
pekerjaan perlu diperhatikan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik, dan
begitu juga sebaliknya jika ruang gerak terlalu lebar akan mengakibatkan
pemborosan biaya.
II.4.D Persyaratan lingkungan fisik Kantor
Adapun
persyaratan lingkungan fisik yang harus diusahakan oleh setiap kantor adalah
sebagai berikut:
a. Kebersihan
Lingkungan
kerja yang bersih akan membuat seseorang pekerja bekerja dengan senang dan
lebih bersemangat. Kebersihan meliputi bangunan, perlengkapan, dan perabotan
yang ada di lingkungan kantor harus dipelihara kebersihannya.
b. Luas Ruang
Kantor
Ruang kerja
harus menyediakan luas lantai 40 square feet untuk setiap pegawai, minimal (3,7
meter persegi).
c. Suhu Udara
Temperature
yang layak harus dipertahankan dalam ruangan kerja minimal 16°C.
d. Ventilasi
Sirkulasi
udara yang baik akan memberikan kesegaran fisik kepada para pekerja, sehingga
semangat dan gairah kerja muncul. Peredaran udara segar atau udara yang telah
dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja.
e. Penerangan
Cahaya
Penerangan
dalam suatu lingkungan kerja ditentukan oleh tingkat intensitas cahaya.
Penerangan lingkungan kerja harus diatur cukup dan sesuai dengan karakteristik
pekerjaan yang sedang dilakukan. Cahaya alam atau lampu yang cocok dan cukup
harus ada dalam ruang kerja.
f.
Fasilitas Kesehatan
Kamar kecil,
toilet, dll harus disediakan untuk para petugas serta dipelihara kebersihannya.
g. Fasilitas
Cuci
Ruang cuci
muka/tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk disediakan
seperlunya.
h. Air Minum
Air bersih
untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa atau tempat
penampungan khusus.
i.
Tempat Pakaian
Dalam kantor
harus disediakan tempat untuk menggantungkan pakaian yang tidak dipakai sewaktu
kerja dan fasilitas untuk mengeringkan pakaian basah.
j.
Tempat Duduk
Petugas
harus disediakan tempat duduk untuk keperluan bekerja dengan sandaran kaki.
k. Lantai,
Gang, Dan Tangga
Lantai harus
dijaga agar orang tidak mudah tergelincir, tangga diberi pegangan untuk tangan
dan bagian yang terbuka diberi pagar.
l.
Mesin
Bagian mesin
yang berbahaya harus diberi pelindung dan petugas yang memakainya harus
terlatih.
m. Beban Berat
Pegawai
tidak boleh ditugaskan mengangkat, membawa atau memindahkan beban berat yang
dapat menyebabkan kecelakaan.
n. Pertolongan
Pertama
Dalam
ruangan kerja harus disediakan kotak obat – obatan sebagai pertolongan pertama
untuk pegawai apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau luka akibat
bekerja.
o. Penjagaan
Kebakaran
Di dalam
kantor harus disediakan alat untuk memadamkan kebakaran baik itu lonceng
ataupun alarm.
p. Pemberitauan
Kecelakaan
Kecelakaan
dalam kantor yang menyebabkan kematian atau absen pegawai lebih dari 1 minggu
harus dilaporkan kepada pihak berwajib.
II.4.E Pentingnya Lingkungan fisik kantor
a. Mempengaruhi
kesehatan pegawai
Pengaruh penerangan yang jelek
terhadap penglihatan, suara yang gaduh terhadap syaraf, terlalu banyak orang
terhadap semangat kerja dan angin terhadap kesehatan badan.
b. Pengaruhnya
terhadap efisiensi kantor
Penerangan yang jelek mengakibatkan kesalahan–kesalahan, suara yang gaduh, pemanasan,
dan ventilasi yang jelek dapat menimbulkan kekacauan (Moekijat,1997).
BAB III
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Tata Ruang mempunyai
pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja karyawan. Perusahaan
harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan
diantaranya yaitu faktor tata ruang kantor.
Tata
ruang yang baik sangat penting diperhatikan oleh perusahaan karena
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan yang bekerja dalam perusahaan.
Makalah ini membahas tentang lingkungan fisik tata ruang kantor yang memberikan
dampak positif bagi peningkatan kinerja karyawan.
Perusahaan
dalam menyusun tata ruang kantor harus memperhatikan jenis pekerjaan, jumlah
karyawan, arus kerja dan kebutuhan setiap karyawan karena semua merupakan suatu
kesatuan yang saling berhubungan dan berkelanjutan.
III.2 Saran
Perusahaan
dalam menyusun tata ruang kantor harus memperhatikan jenis pekerjaan, jumlah
karyawan, arus kerja dan kebutuhan setiap karyawan karena semua merupakan suatu
kesatuan yang saling berhubungan dan berkelanjutan.
Kondisi
lingkungan kerja yang baik dapat memberikan pengaruh positif terhadap
psikologis karyawan sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerjanya dan
berprestasi dalam melakukan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Moekijat. 1997. Administrasi
Perkantoran, Bandung: Mandar Maju.
Sudarmayati, Dra. 1992. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran, Bandung:
Ilham Jaya.
The Liang Gie. 1981. Manajemen Perkantoran Modern, Liberty, Yogyakarta.
http://gurulia.wordpress.com/2009/04/08/definisipengertian-tata-ruang-kantor/
.
0 Komentar